HUT P2B KE 28 "HOLOPIS KUNTUL BARIS"

Holopis Kuntul Baris

Holopis kuntul baris!
Ha..ha.. saya masih saja ingin tertawa kalau ingat bagaimana tiga kata ini masuk dalam otak saya saat menyengaja bengong hanya untuk mendapatkan alamat blog pribadi yang pas, untuk saya tentunya. Tiga kata ini "mak bedunduk" masuk dalam otak seperti wangsit dan tanpa pikir dua kali langsung resmi menjadi alamat blog saya, ya...blog yang sedang anda baca ini.
Dari segi arti, Holopis kuntul baris merupakan paribasan jawa, yang artinyasaiyeg saeka praya, bebarengan mrantasi gawe (wikipedia), maksudnya kurang lebih bekerja dengan gotong royong. Ada berbagai cerita asal mula peribahasa ini.
Saya pernah membaca pengalaman seseorang di suatu blog, sebut saja Mr. Ho. Beliau mendengar peribahasa ini pertama kali saat duduk di bangku SD. Dia penasaran kenapa yang dijadikan lambang adalah burung kuntul (sejenis burung sawah) bukan burung pipit, blekok atau yang lain. Rasa penasaran ini dia bawa sampai rumah dan diungkapkan kepada neneknya. Neneknya menjelaskan, bahwa tidak ada satu jenis burungpun yang bisa berbaris. Di dunia ini yang bisa berbaris ya hanya manusia, dan jaman dahulu hanya kaum pria yang melakukan baris berbaris. Kata "kuntul" digunakan untuk memperhalus saja, demi menghindari kesan saru. Saru??? Mr.Ho kecil jadi tambah bingung. Akhirnya karena melihat cucunya tidak mengerti juga, sang nenek menjelaskan bahwa ungkapan yang benar adalah "holopis kuntul baris", huruf "u" pada "kuntul", mestinya ditulis dengan huruf "o". Mr.Ho kecil tertawa mendengar penjelasan yang sejelas-jelasnya ini, begitu juga saya yang membaca blognya...he..he..
Saya baca lagi dari blog seseorang yang lain, sebuat saja Mr. BO. Menurutnya kalimat ‘holopis kuntul baris’ ini berasal dari bahasa Belanda. Konon pada sekitar abad ke-16, kapal milik VOC berlabuh di Tuban dan pada saat bongkar muatan, salah satu awak kapalnya berteriak “HELP, IETS ONTILBAARS” (Tolong, ada barang yang tidak terangkat!), dan satu kapal saling bantu untuk mengangkat barang yang terlupa tadi. Nah, orang Jawa yang mendengar kalimat itu dan melihat kelakuan para ABK VOC ini memelesetkan kalimat tersebut, karena lidah Jawa yang terkenal kaku hingga menjadi ‘HOLOPIS KUNTUL BARIS’. Ehm...iya deh.
Referensi ketiga, dari Blog Mrs. Girl yang mendapatkan informasi asal peribahasa jawa ini langsung dari ayahandanya. Kata holopis kuntul baris berasal dari sebuah legenda konglomerat Spanyol bernama Don Lopez Conte de Basis. Suatu ketika konglomerat ini bangkrut hingga tak memiliki harta apapun. Lalu dengan penuh kerendahan hati beliau bekerja sebagai kuli di pelabuhan. Setiap kali mengangkat barang yang berat Don Lopez ini selalu mengajak para kuli yang ada di situ untuk bergotong royong bersama mengangkat barang tersebut dengan penuh semangat kebersamaan. Legenda inilah yang akhirnya sampai ke tanah Jawa pada masa awal kemerdekaan. Kemudian semangat kerjasama dan gotong royong dalam legenda itu diadopsi oleh rakyat yang sedang membangun negara ini. Ketika sedang mengerjakan sesuatu yang berat dan butuh kerjasama, maka yang diteriakkan adalah nama konglomerat Spanyol tersebut. Namun karena lidah inlander, maka hasilnya menjadi "HOLOPIS KUNTUL BARISSSSS!!!"...semangaaat!!!!
Jadi, mana yang benar? Saya pikir tidaklah penting, yang pasti peribahasa ini berhasil menjadi lambang semangat pada diri banyak orang jawa dari jaman dahulu hingga sekarang, bahkan pernah dilontarkan oleh Bung Karno pada salah satu pidatonya untuk membakar semangat rakyat dalam bahu membahu mengatasi pekerjaan atau permasalahan yang sulit. Dan saya sendiri sedang ber-holopis kuntul baris bersama suami saya melakukan multijob sejak PRT kami tidak lagi melanjutkan masa tugasnya. Pagi bekerja di kantor masing-masing, sorenya berbagi tugas di rumah, dari menyapu, mengepel, mencuci, seterika, memasak dan mengasuh anak kami yang baru berusia 3 bulan.
Holopis kuntul baris! holopis kuntul baris! holopis kuntul baris!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar